Senin, 25 Maret 2013

ROHIS MEMANG SARANG TERORIS!!!

Dua kesalahan yang sama namun dilakukan oleh dua pihak yang berbeda dan terjadi dalam waktu berdekatan menurut penulis adalah kesalahan Menggeneralisir masalah dan pembuat Masalah. Adalah Deni Indrayana aktivis PUKAT jebolan UGM yang tempo hari menjeneralisir lawyer koruptor sama dengan Koruptor. Siapa sangka, kultwit Deni justru berbuah laporan kepada polisi oleh OC Kaligis. sebetulnya apakah Deni salah? tidak juga, sebab memang tidak sedikit pengacara koruptor yang kemudian sama nasibnya dengan sang klien, namun perlu digarisbawahi tidak semua pengacara koruptor demikian dan memang semua yang menjadi tersangka berhak mendapatkan jasa pengacara apapun jenis kesalahan yang dibuatnya, Deni yang Professor Hukum sudah pasti tahu hal ini. Belakangan Metro Tv melakukan hal serupa, kalaulah ada Rohis yang teridentifikasi dan dibuktikan melalui penyelidikan, penyidikan dan diputuskan oleh pengadilan bahwa sebuah lembaga bernama Rohis di sebuah sekolah terungkap merupakan sarang teroris, apakah Metro TV salah memberitakannya? Tidak juga, tapi kesalahan fatal Metro Tv adalah menjustifikasi bahwa semua Rohis sama, dari mana metro mendapatkan hak justifikasi? bukankah istilah Rohis belakangan tidak hanya ada di sekolah saja, melainkan kampus juga perkantoran? apakah ini adil? Jika membuka tabir Sejarah, Rohis khususnya yang berada di institusi sekolah negeri justru banyak melahirkan orang-orang yang militan dan bangga dengan agamanya, ketika Jilbab banyak dipermasalahkan di institusi milik pemerintah, justru Rohis sekolah menjadi lokasi pembibitan aktivis-aktivis penolakan larangan Jilbab, apa hasilnya? sekarang Jilbab menjadi hal yang umum. Hari ini, wanita berjilbab tidak lagi kesulitan dalam membuat KTP, Ijazah, raport, dll. Aktivis Rohis inilah yang kemudian menjamur dan mewarnai berbagai universitas favorit hingga hari ini mulai merambah ke kantor-kantor negeri dan swasta. merekalah yang telah membuktikan bahwa negara kita sangat demokratis, sebab meskupin berjilbab atau berjanggut tidak ada aktivis Rohis yang memaksakan kehendaknya pada orang lain. oleh karenanya perlu diketahui bahwa terkadang sebuah institusi makin ditekan makin kuat. bukankah SBY popular sejak diskriminasi yang dilakukan Megawati padanya? mendeskriditkan Rohis justru akan meningkatkan pamor Rohis itu sendiri. Rohis memang Teroris bagi orang-orang yang tidak suka dengan keanekaragaman jenis manusia Indonesia, Rohis memang Teroris bagi mereka yang takut anak-anaknya berubah menjadi lebih baik dari orang tuanya. kalaulah Rohis memang Teror bagi negara dan perlu diwacanakan untuk diperhatikan dengan seksama, menyeluruh dan secepat-cepatnya. maka pemerintah dan kepolisian seharusnya juga mengawasi Universitas, sebab Universitas adalah sarang koruptor, banyak oknum koruptor lahir dari rahim universitas. bukankah seorang bijak pernah berkata, teroris membunuh manusia, tapi korupsi membunuh peradaban. mana yang teroris??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar